Rabu, 07 Maret 2012

Pemanfaatan Air Hujan

Pemanfaatan Air Hujan Di Obyek Wisata Bukit Gunung Tidar
Kota Magelang


BAB I
PENDAHULUAN


A.      Latar Belakang
Air hujan adalah air yang menguap karena panas dan dengan proses kondensasi (perubahan uap air menjadi tetes air yang sangat kecil) membentuk tetes air yang lebih besar kemudian jatuh kembali ke permukan bumi. Pada waktu berbentuk uap air terjadi proses transportasi (pengangkutan uap air oleh angin menuju daerah tertentu yang akan terjadi hujan). Ketika proses transportasi tersebut uap air tercampur dan melarutkan gas-gas dan senyawa lain yang ada di udara. Karena itulah, air hujan mengandung debu, bakteri, serta berbagai senyawa yang terdapat dalam udara. Jadi, kualitas air hujan akan banyak dipengaruhi oleh keadaan lingkungannya.(Sanropie, APK TS)
Pemanenan air hujan ( rainwater harvesting ) sudah banyak dilakukan sejak lama khususnya dipedesaan dimana sumber air lainnya yaitu air tanah tidak mencukupi, atau pengadaannya terlalu mahal. Pemanenan air hujan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dan ternak, terutama menjelang dan selama musim kemarau panjang. Cara yang dilakukan yaitu dengan pengumpulan air hujan yang mengucur dari atap rumah. Untuk skala besar pemanenan air hujan dapat dilakukan di daerah tangkapan air
Sesungguhnya air yang  berada diperut bumi secara daur  ulang berasal dari atmosfir melalui curah hujan yang sampai dibumi sebagian tersimpan dalam air tanah, mengalir sepanjang permukaan dan sebagian menguap kembali melalui cyclus ekologis. Air yang telah tersimpan dalam perut bumi sesungguhnya dengan pendekatan teknologi bisa saja terus menerus dimanfaatkan.
Namun pengembangan teknologi tersebut bagi Indonesia adalah sementara tak terjangkau dari segi biaya. Negara- negara maju mampu mendatangkan  hujan dan kemudian disimpan melalui suatu konservasi. Penggunaan teknologi masih sulit dirasa bagi Indonesia untuk diterapkan dalam “publik use” .
Situasi kantong- kantong air diperut bumi di Indonesia tidak diketahui secara pasti. Namun ada satu hal yang jelas yang bisa dimanfaatkan dengan penggunaan teknologi tepat guna yang sederhana. Yaitu pemanfaatan dan penyelamatan curah hujan untuk ditampung dan di konservasi agar bagi penduduk pedesaan dapat digunakan sebagai lumbung air.
Jumlah curah hujan di permukaan bumi Indonesia cukup besar dan merupakan karunia yang harus dimanfaatkan dengan baik yaitu dengan ditampung untuk kemudian dikonservasi  baik untuk air minum maupun disimpan di lumbung untuk cadangan  musim kemarau nanti.
Kota Magelang adalah kota jasa yang terletak di antara 7 derajat Lintang Selatan dan 10 derajat Bujur Timur, merupakan salah satu kota di Jawa Tengah yang menempati posisi sangar strategis, yaitu terletak tepat di tengah Pulau Jawa dan berada di persimpangan poros utama : Yogyakarta-Semarang, Yogyakarta-Wonosobo, Semarang-Kebumen-Cilacap. Jaraknya 65 km dari Semarang dan 42 km dari Yogyakarta.
Dikelilingi oleh gunung-gunung dan bukit seperti: Sindoro, Sumbing, Perahu, Telomoyo, Merbabu, Merapi, Andong dan Menoreh, serta terdapat sebuah bukti kecil "Gunung Tidar" di jantung kota dengan ketingggian kira-kira 500 m dari permukaan laut, menyebabkan Magelang beriklim sejuk, dengan temperatur antara 25 derajat - 27 derajat celcius. Dua buah sungai, Progo dan Elo membatasi wilayah ini di sebelah barat dan timur.(www.magelangkota.go.id)
Curah hujan di Kota Magelang sebanyak 70,95 mm dengan rata-rata curah hujan sebanyak 7,10 mm dan curah hujan tertinggi pada bulan Maret sebanyak 15,40 mm serta curah hujan terendah pada bulan Agustus sebanyak 0,50 mm.( Depkes.1991 )
Bukit Gunung Tidar  yang terletak di jantung kota tersebut menjadi salah satu obyek wisata ziarah yang ada di Kota Magelang. Pada hari- hari khusus menjadi pilihan kunjungan wisata ziarah oleh masyarakat dari luar kota magelang maupun dari dalam kota magelang. Selain itu bukit Gunung Tidar juga menjadi tempat orang-orang untuk berolah raga pendakian bukit dan jalan santai.
Untuk  kenyamanan dan  memenuhi kebutuhan air para pengunjung untuk keperluan ibadah di musholla, kakus dan mandi, Pemerintah Kota Magelang telah membangun sarana sanitasi dan penyediaan air bersih yang ada dipuncak bukit Gunung Tidar.  Beberapa bangunan rumah seperti pendopo, mushola, kamar mandi, rumah tempat istirahat bagi para peziarah dan bak penampungan air hujan.
Dari bangunan- bangunan tersebut dibuatkanlah talang-talang air yang kemudian disalurkan ke bak tandon kapasitas 500 liter air hujan yang diletakan diatas rak besi beton.

B.       Tujuan Penulisan
1)      Untuk mengetahui kualitas fisik air hujan yang berada di tandon bak penampungan air hujan di Bukit Gunung Tidar Kota Magelang.
2)      Untuk mengetahui keadaan sarana penampungan air hujan di Bukit Gunung Tidar Magelang.
3)      Untuk mengetahui penggunaan air hujan di Bukit Gunung Tidar untuk keperluan apa.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.      Pengertian
Air hujan adalah air yang menguap karena panas dan dengan proses kondensasi membentuk tetes air yang lebih besar kemudian jatuh kembali ke permukan bumi. Pada waktu berbentuk uap air terjadi proses transportasi (pengangkutan uap air oleh angin menuju daerah tertentu yang akan terjadi hujan). Ketika proses transportasi tersebut uap air tercampur dan melarutkan gas-gas oksigen, nitrogen, karbondioksida, debu, dan senyawa lain. Karena itulah, air hujan juga mengandung debu, bakteri, serta berbagai senyawa yang terdapat dalam udara. Jadi kualitas air hujan juga banyak dipengaruhi oleh keadaan lingkungannya. (Slamet ,1986).
Kelarutan gas CO2 didalam air hujan akan membentuk asam askorbat (H2CO3) yang menjadikan air hujan bereaksi asam. Beberapa macam gas oksida dapat berada pula di udara, diantaranya yang penting adalah oksida belerang dan oksida nitrogen (S2O2 dan N2 NO3). Kedua oksida ini bersama-sama dengan air hujan akan membentuk larutan asam sulfat dan larutan asam nitrat ( H2SO4 dan H2 NO3 ).( Depkes,1991).
Air atmosfir dalam keadaan murni sangat bersih, tetapi sering terjadi pengotoran karena industri, debu dan sebagainya. Oleh karena itu untuk menjadikan air hujan sebagai air minum hendaknya pada waktu menampung air hujan jangan dimulai pada saat hujan mulai turun, karena masih banyak mengandung kotoran. Air hujan memiliki sifat agresif  terutama terhadap pipa-pipa penyalur maupun bak-bak reservoir, sehingga hal ini mempercepat terjadinya karatan (korosi) air hujan juga memiliki sifat lunak, sehingga boros terhadap pemakaian sabun (Waluyo, 2005).
Dibandingkan dengan air minum biasa, air hujan mempunyai sedikit kelemahan yaitu kandungan garam-garam. Bila perlu ke dalam air hujan dapat ditambahkan atau dibubuhi garam. Karena beberapa garam juga terdapat dalam bahan makanan kita, sedang garam dapur selalu ditambahkan dalam persiapan hidangan, maka dalam prakteknya bila dibubuhkan kapur saja sudah cukup. Kapur yang dapat digunakan adalah kapur-kapur yang banyak didapat di pedagang­pedagang bahan bangunan. Sebelum digunakan kapur disaring sehingga baik batu/kerikil serta kotoran lain dapat dipisahkan. Jumlah kapur yang ditambahkan adalah 25-100 mg/liter (Hadi, 1973 dalam Winarno,1996). Bila penambahan terlalu banyak rasa air akan menjadi pahit.
Air hujan diduga akan mengandung lebih banyak gas-gas daripada air tanah, terutama kandungan CO2 dan O2. Air hujan biasanya tidak mengandung garam-garam mineral, zat-zat racun, atau zat yang dapat mengandung kesehatan. Karena itu hujan yang bersih dapat digunakan sebagai air minum apalagi untuk keperluan mandi. Air hujan termasuk air lunak.
B.       Kualitas Air Hujan
Pada umumnya kualitas air hujan cukup baik, namun air hujan yang berasal dari sini akan bisa mengakibatkan kerusakan- kerusakan terhadap logam yaitu akan menimbulkan karatan. Disamping itu untuk daerah perkotaan air hujan akan dikotori pula oleh debu- debu dan apabila terjadi ledakan gunung berapi maka air hujan pun akan terkotori oleh debu gunung berapi.
Beberapa sifat dari air hujan:
1)      Air hujan bersifat lunak ( soft water ) karena tidak mengandung larutan garam dan zat mineral sehingga terasa kurang segar.
2)      Dapat mengandung beberapa zat yang ada di udara seperti NH3 dan CO2 agresif sehingga bersifat korosif.
3)      Dari segi bakteriologis maka relatif lebih bersih tergantung pada tempat penampungannya.
4)      Besarnya curah hujan di suatu daerah merupakan patokan yang utama dalam perencanaan penyediaan air bersih bagi masyarakat.(Sanropie, APK)

C.       Peranan Air
1)      Dalam Kehidupan.
Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara. Sekitar tiga per empat bagian dari tubuh kita terdiri dari air dan tidak seorangpun dapat bertahan hidup lebih dari 4-5 hari tanpa minum air. Semua makluk hidup sangat membutuhkan air untuk keperluan hidupnya.
Selain itu, air juga dipergunakan untuk memasak, mencuci, mandi, dan membersihkan kotoran yang ada di sekitar rumah. Air juga digunakan untuk keperluan industri, pertanian, pemadam kebakaran, tempat rekreasi, transportasi, dan lain-lain.
a.    Air bekerja dengan ajaib
Bila Anda minum banyak air bersih dan jernih, maka hal tersebut akan memacu peningkatan kesehatan Anda, di mana para peneliti menemukan bahwa, makin hari makin banyak keuntungan dengan minum air dalam jumlah yang cukup bagi kesehatan, termasuk: Pencernaan dan metabolisme yang lebih baik.
Minum air dalam jumlah yang cukup menjadikan baik pencernaan maupun metabolisme dapat bekerja pada kapasitas maksimalnya. Faktanya, penelitian terbaru dari University of Utah menyatakan bahwa kekurangan air dapat menyebabkan menurunnya metabolisme.
b.      Memperbaiki kemampuan dan daya tahan tubuh
Anda akan mampu bekerja lebih keras/berat bila mendapatkan air yang cukup. Sebagai tambahan, air dapat memperkuat daya tahan tubuh Anda. Karena air dapat menaikkan simpanan glycogen, suatu bentuk dari karbohidrat yang tersimpan dalam otot dan digunakan sebagai energi saat Anda bekerja.
c.       Tahan lapar
Rasa lapar kadang merupakan penyamaran dari rasa haus. Sewaktu anda mengalami dehidrasi (kekurangan air) Anda mungkin merasa ingin makan padahal yang Anda butuhkan sebenarnya adalah air. Anda juga dapat memanfaatkan efek rasa kenyang dari minum air untuk mencegah makan berlebihan.
d.      Mengurangi resiko terhadap beberapa macam penyakit
Para peneliti saat ini meyakini bahwa cairan atau tepatnya air dapat berperan aktif dalam mengurangi resiko terhadap beberapa penyakit seperti: batu ginjal, kanker saluran kencing, kanker kandung kemih, dan kanker usus besar (colon). Minum cukup air dapat pula menghindari sembelit.
e.       Senjata ampuh melawan masuk angin atau pilek
Antibodi dalam lendir yang melapisi kerongkongan berfungsi untuk menjerat virus pilek. Daya tahan ini akan melemah apabila Anda dehidrasi (kekurangan air) karena akan menyebabkan lendir mengering. Sebagai catatan banyak ahli kesehatan merekomendasikan air sebagai ekspektoran yang efektif untuk mengurangi batuk.
f.       Pelembab wajah paling ampuh
Dengan minum banyak air membantu kulit Anda tetap kenyal dan kencang serta mengurangi garis-garis dan kerut pada wajah. Menangkal rasa letih akibat melakukan perjalanan. Udara panas dapat menyebabkan Anda dehidrasi dan akan menimbulkan rasa letih pada saat dan setelah perjalanan. Minumlah banyak air sebelum melakukan perjalanan dan satu gelas tiap jam perjalanan Anda.

g.      Mengatasi migrain/sakit kepala
Para peneliti menyatakan bahwa dehidrasi dapat mengakibatkan migrain/sakit kepala, jadi bila Anda sering mengalami migrain adalah sangat penting untuk minum air dalam jumlah yang cukup. (Depkes.1987)
2)      Media penularan penyakit
Air mempunyai peranan penting dalam penularan penyakit. Hal ini disebabkan air dapat merupakan tempat berbiak bibit penyakit dan juga dapat sebagai tempat tinggal sementara sebelum penyakit tersebut berpindah pada manusia.
Air selain memberikan manfaat yang menguntungkan bagi manusia juga memberikan pengaruh buruk terhadap kesehatan. Dalam memindahkan penyakit, air berperan dalam 4 cara:
a)      Water borne
Air sebagai media untuk penularan penyakit. Bila air yang dikonsumsi mengandung kuman patogen maka orang tersebut dapat terserang suatu penyakit. Penyakit- penyakit tersebut antara lain kholera,typoid,hepatitis dan dysentri.
b)      Water washed
Cara penularan penyakit ini berkaitan dengan air bagi kebersihanumum alat-alat, terutama alat dapur dan makan serta kebersihan perorangan. Peranan air dalam cara penularan water washed terutama didalam bidang hygiene dan sanitasi. Beberapa penyakit yang disebabkan water washed adalah diare,infeksi kuli/selaput lendir,infeksi yang ditimbulkan insecta dalam air.
c)      Water based
Penyakit ini dalam siklusnya memerlukan pejamu perantara. Pejamu tersebut hidup dalam air. Misalnya penyakit schistosomiasis. Larva schistosomiasis hidup didalam keong- keong air. Setelah waktunya, larva tersebut akan mengubah bentuk menjadi Cercaria dan menembus kulit kaki manusia. (Depkes.1991)





D.    Penampungan air hujan.
Penampung air hujan (PAH) adalah tempat penampungan air hujan yang akan digunakan sebagai sumber air bersih yang dapat terbuat dari pasangan batu bata dan semen atau drum/tong plastik penampungan yang disalurkan lewat atap rumah sebagai penangkap air yang disalurkan dengan menggunakan talang-talang. (Depkes,1991 )
Bak Penampung Air Hujan atau yang biasa disingkat dengan sebutan Bak PAH dipandang sebagai pilihan teknologi penyediaan air minum yang  tidak “seksi” atau tidak populer dibandingkan pilihan teknologi lainnya, misalnya apabila dibandingkan dengan sarana air minum sistem perpipaan.
Hal ini timbul karena beberapa alasan, antara lain; penampung air hujan memiliki keterbatasan kapasitas tampungan sehingga tidak mencukupi seluruh kebutuhan rumah tangga pada saat puncak musim kemarau. Selain itu, terdapat juga pemikiran bahwa air dalam bak PAH tidak higienis . Dan dari sisi teknis konstruksi, bak penampung hujan dianggap tidak dapat bertahan lama. Tidak heran, apabila masyarakat pedesaan lebih senang memilih opsi teknologi lainnya.
Namun menampung air hujan merupakan cara yang paling mudah dan paling efektif dalam usaha mendapatkan pasokan air bersih.Air hujan aman untuk diminum kecuali di daerah-daerah yang tingkat polusi udaranya tinggi.Menampung air hujan adalah solusi yang baik menghadapi masalah kelangkaan air dan keamanan air.
Tangki di atas tanah dapat ditempatkan di samping rumah. Atap akan menangkap air hujan dan mengalirkannya ke tangki. Atap yang terbuat dari kaleng atau logam bergelombang adalah yang terbaik.Atap yang terbuat dari jerami terlalu banyak mengandung kotoran. Atap yang terbuat dari timbal, asbes, atau aspal mengandung bahan kimia beracun yang akan membuat air tidak aman untuk diminum.Pastikan tong penampung air hujan Anda bersih dan tidak pernah digunakan untuk menyimpan bahan kimia beracun, seperti oli atau pestisida.
Penangkap air di tanah dapat menampung aliran air di permukaan tanah dan air hujan.Untuk membuat tangkapan sederhana, gali bagian tanah yang lebih rendah dan tekan tanahnya atau lapisi dengan lempung, lamtai, semen, atau lembaran plastik.Tandon air ini dapat digunakan untuk memberi air pada khewan atau menampung air untuk mandi.Jika air dari penangkap air di tanah ini digunakan untuk air minum, maka sebaiknya dipagari agar tidak ada khewan yang masuk. Air dari pengangkap air di tanah ini harus dibersihkan dulu  sebelum diminum.
Air yang ditampung dari atap atau dari penangkap air di tanah dapat pula dialirkan ke tangki penyimpanan air bawah tanah.Ini cara yang baik untuk membuat air tetap dingin dan tertutup. Cara ini juga lebih murah dibanding membangun atau membeli tangki di atas tanah.
Syarat penampungan air hujan.
1.      PAH harus kedap air
2.      Penempatan PAH harus dapat menampung air hujan dan air bersih dari PDAM yang didistribusikan melalui mobil-mobil tangki
3.      Ada partisipasi masyarakat setempat dalam pelaksanaan pembangunan, pengoperasian dan pemeliharaan PAH
4.      Lokasi tempat PAH dipilih pada derah-daerah kritis dengan curah hujan yang cukup
5.      Dilaksanakan oleh tenaga kerja yang terampil sebagai tukang.  ( DPU, dirjen ciptakarya )




















BAB III
HASIL PENULISAN


A.    Hasil Pengamatan
Bukit Gunung Tidar adalah dataran tertinggi yang berada di wilayah Kota Magelang. Untuk mencukupi kebutuhan sanitasi khususnya penyediaan air bersih menggunakan pemanfaatan air hujan yang ditampung dengan menggunakan bak tandon kapasitas 500 liter. Air tersebut hanya digunakan untuk keperluan ibadah di musholla dan untuk keperluan pembuangan air kecil pengunjung dan peziarah.
Bak penampungan tampak bersih tertutup. Namun genting/ atap dan talang saluran air hujan masih tampak sampah- sampah daun dan ranting. Hal ini sangat wajar karena rumah penangkat air hujan dibawah pohon- pohon besar di hutan bukit Gunung Tidar.
Dilihat secara fisik,kualitas air hujan hasil penampungan tersebut memenuhi syarat kesehatan.  Yaitu air jernih, tidak berasa, tak berbau dan tidak berwarna. Saat ini dimusim penghujan dan kemarau persediaan air di bak tandon masih mencukupi.
















BAB IV
PENUTUP


A.  Kesimpulan
1.    Air hasil penampungan bukan merupakan air minum, namun hanya digunakan untuk memenuhi keperluan ibadah di musholla dan keperluan pengunjung di kakus.
2.    Kualitas fisik air hujan di Bukit Gunung Tidar tampak jernih, tak berasa, tak berbau dan tak berwarna .
3.    Dengan volume penampungan 500 liter cukup untuk memenuhi kebutuhan pengunjung.
4.    Atap penangkap air hujan dan talang saluran air hujan masih kotor dengan sampah daun dan ranting.

B.   Saran
1.    Secara rutin membersihkan sampah yang berada diatap penangkap dan talang saluran air hujan.
2.    Perlu adanya saringan filter yang dapat menyaring kotoran- kotoran sehingga tidak masuk dan mengotori bak penampungan air.
3.    Bagi masyarakat sekitarnya untuk dapat ikut berperan dalam upaya penyehatan dan perlindungan air hujan yang dimanfaatkan di bukit Gunung Tidar.












DAFTAR PUSTAKA


Anonim,1987,Peran Wanita Dalam Memelihara Air Bersih Dan Lingkungan Rumah Tangga,jkt
Anonim,1991, Pengelolaan Penyediaan Air Bagi Petugas Pembinaan Kesehatan Lingkungan Dati II,Jkt
Anonim, Petunjuk  Praktis Pembangunan Penampung Air Hujan (PAH) Batu Bata
Riyadi Slamet.AL,1986,Pengantar Kesehatan Lingkungan,Usaha Jawa,Surabaya
Sanropie, Penyediaan Air Bersih, APKTS
Sutrisno T, 1996, Teknologi Penyediaan Air Bersih, Rineka Cipta, Jakarta.
Winarno F G, 1996, Air Untuk Industri Pangan, PT Gramedia, Jakarta
Waluyo L,2005,Mikrobiologi Lingkungan,UMM Press,Malang

















































Tidak ada komentar:

Posting Komentar